Rabu, 05 Oktober 2011

DUit, DUit, DUit (Harta,Tahta,Wanita)

Seberapa pentingnya sih yang namanya uang itu? Sebenarnya sebagai fungsi uang itu cuma sebagai alat penukar yang sah, sahnya alat penukar itu karena unsur yang terkandung dalam uang itu harus senilai dengan apa yang ditukar, yah kurang lebih seperti itulah artinya, tapi kalau ga terima dengan arti itu juga gapapa boleh lihat arti dalam KBBI uang tuh artinya alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu.

Sebenarnya ingin membahas tiga -ta yang dibilang sangat berbahaya buat manusia yaitu harta, tahta, wanita. Entah kenapa wanita disebut juga, berarti ini berbahayanya buat pria aja kan? Pria memang sudah diciptakan seperti itu, bisa berkomitmen dengan lebih dari satu wanita (kalo caranya salah berarti selingkuh, kalo jalannya benar berarti poligami) sifat setianya yang kurang, dan mudahnya tertarik dengan lawan jenis, dan yang pasti suka ngegombal makanya itu saya ga pernah pacaran sama pria, apalagi nikah, mending sama wanita aja hehehe… Pletak!

Wah sepertinya agak ngaco nih, tadi menjelaskan tentang uang, langsung pindah ke wanita sekarang malah menjelaskan ketidak teraturnya tulisan. Baiklah kita coba fokus membahas satu-satu secara berurutan, daripada nanti tambah ngaco malah ga selesai-selesai.

Harta, bukan hanya uang bisa aja dengan rumah, lahan, hewan ternak dan lainnya sebenarnya wajar bisa membuat orang terlena, karena statement orang itu uang bisa membeli kasur yang mewah, walaupun kita tahu uang tidak bisa membeli tidur yang nyenyak, sebenarnya kita lebih baik jangan tidur terlalu nyenyak karena resikonya susah bangun malam, kecuali memang kita tidak biasa bangun malam tetapi juga bangunnya karena pengen nonton bola.

Jadi ingat kata adik “Semakin besar penghasilan orang, makin besar kemauannya dan semakin besar pula pengeluarannya” dan memang benar itulah yang terjadi dulu yang ga punya motor sekarang punya motor. Uang ekstra untuk bensin, service sampe terpaksa banget bayar pajak motor, padahal tuh motor dibeli pake duit sendiri ga dibantuin negara. Orang bijak terpaksa bayar pajak.

Banyak yang bilang orang korupsi itu karena tuntutan keluarganya yang banyak, jadilah sang papa korupsi, karena mama belum ke salon dan belum beli perhiasan mewah, karena kakak minta mobil sport import dan karena adek yang buat biaya kuliah padahal dipake buat ke diskotik dan ngedrugs. Dengan begini jadilah kasian si papa walaupun kenyataanya salah si papa yang tidak bisa mendidik isteri dan anaknya.

Rasulullah pun dahulu juga mengalami hal yang sama, beliau ditawarkan tiga –ta tadi orang orang musyrik melalui paman beliau tetapi apa yang beliau katakan masih diingat sampai sekarang

"Demi Allah, wahai pamanku, seandainya mereka meletakkan matahari di kananku dan rembulan di kiriku agar aku meninggalkan dakwah, niscaya aku tidak akan meninggalkan perkara ini (dakwah Islam) sebelum Allah memenangkannya atau semuanya akan binasa."

Udah sering dengarkan? Walaupun ternyata menurut Muhammad Nashiruddin Al-Albani hadistnya dha’if (lemah) “Jadi ngapain dikutip?” “Lah emangnya ga boleh? Ibnu Katsir dan sekelas Imam Syafi’I aja juga bisa kutip hadist dha’if, yang penting dikasih tau kok itu dha’if dan bukan masalah hukum”. Ya udah ada nih riwayat yang menurut beliau (Al-Albani) derajatnya hasan yang  diriwayatkan seperti ini :

"Orang-orang Quraisy datang menghadap Abu Thalib, lalu mereka melaporkan:"Apakah engkau melihat Ahmad? Ia benar-benar mengganggu dengan adzan dalam menyeru kepada kami di masjid kami. Tolong hentikan perbuatannya itu. Kemudian Abu Thalib berkata,"Wahai Uqail, tolong panggil Ahmad (Muhammad) ke sini." Perawi melanjutkan kisahnya: "Setelah itu aku mencarinya dan kemudian membawanya menghadap ayah. Setibanya di hadapan ayah, beliau memberitahu: "Wahai keponakanku, kaum Quraisy melaporkan bahwa engkau telah mengganggu mereka. Jika benar, maka hentikanlah." Perawi masih menuturkan:"Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam melirik pamannya itu (riwayat lain menyebutkan: "Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengernyitkan matanya) kemudian menengadah dan bersabda: “Aku tak kuasa meninggalkan hal itu, meskipun karenanya kalian akan meletakkan matahari di atasku”. Perawi mengakhiri kisahnya: Kemudian Abu Thalib berseru: "Keponakanku ini tidak berbohong, karena itu, pulanglah kalian."

Nah jangan alergi baca hadist yak, karena biasanya kita tuh agak males kalau baca isinya dalil melulu padahal itu bagus apalagi kalau ada keterangannya juga.

Kembali ke buntut sapi eh harta tadi yang membuat orang bisa terlena, apakah artinya kita tidak boleh kaya? Menjadi seperti orang sufi yang hidup miskin? Miskin dan sederhana itu beda, orang miskin itu biasanya tidak bersyukur makanya selalu merasa kekurangan sedangkan orang sederhana bersyukur dengan yang ada dan memprioritaskan hartanya untuk yang lebih penting, contoh gampangnya untuk apa kita membeli handphone dengan harga mahal kalau gunanya hanya sms dan telpon aja? Bergaya pake BB padahal bukan bisnisman, pake baju dan sepatu harga mahal yang bermerk disaat melancong keluar, tetapi baju koko sama mukenah buat sholat udah empat tahun sama aja, bersihnya karena jarang dipake.

Membeli barang tentu sesuai kebutuhan dan yang pasti bukan untuk gaya, lebih baik uangnya untuk rutin berenang setiap minggu atau untuk latihan-latihan lainnya yang membutuhkan biaya, ga sanggup beli airsoft bisa sewa, ga sanggup rutin ke gym bisa sebulan sekali hiking untuk melatih diri atau banyak yang lainnya.

Percaya guys jadi muslim itu sebenarnya mahal, jadi ga ada waktu untuk bergaya dengan beli barang mewah yang padahal ga berguna dan bukan saatnya cuma teriak perubahan tapi kerja aja malas, sederhana dalam kekayaan itulah muslim yang berguna dan hentikan pemborosan yang ga berharga.

Wah baru tentang harta aja udah banyak yang dua lagi belum kebagian jatah, intinya jangan miskin karena malas mencari rezeki dan juga jangan berlebihan dalam mencarinya, bersyukur dengan yang kita punya dan prioritaskan harta kita buat dijalan Alloh agar tidak berat untuk memberikan jiwa kita kelak, sederhana dalam kekayaan, pasti bisa!


Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.
(QS. Ali Imran: 14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar