Selasa, 27 September 2011

Siapa Yang Waras ?

Berbicara tentang kewarasan atau kewajaran, sebenarnya bagi saya setiap manusia itu mempunyai sisi kewajaran dan kegilaan masing-masing, dan sebenarnya standart wajar itupun juga relatif dan tergantung orangnya masing-masing. Bingung? Sama! Mudahnya perbuatan seseorang itu bisa aja si A bilang aneh tapi si B enggak, atau bisa juga bilang aneh secara bersama-sama, berarti semua mempunyai standart aneh yang berbeda tetapi ada batas juga yang sama.

Ah, perduli amat masalah standart aneh yang relatif, sebenarnya ada yang meleset dan sangat aneh di tivi, walaupun sebenarnya yang di tivi itu kalo berbicara tentang islam pasti 50% bohong dan sisanya bohong banget (bukan berarti ga ada yang bener, tetep pasti ada terselip kebohongan). Berita terbaru ini adanya bom bunuh diri yang terjadi di sebuah gereja di Solo, wew! Ga asing sih bom bunuh diri di Indonesia ini dan tentunya yang jadi tuduhannya pastinya orang islam dan spesifiknya yang radikal  versi pemerintah.

Kata presiden dan polisi pelakunya DPO bom Cirebon, trus ada yang bilang pengalihan isu politik yang sedang terjadi karena setiap ada kasus politik yang besar pasti langsung ada kasus bom atau teroris, ada yang bilang mainan intelejen, ada yang bilang biar RUU Intelejen bisa disahkan atau segudang hipotesis lainnya, anggap saja itu semua hanya hipotesis karena bukti kongkret memang ga ada.

Semua hipotesis itu bisa aja benar semua atau salah semua walaupun lebih cenderung benar, tetapi tetap apa yang dilakukan media sangat tidak berimbang, sewaktu kejadian di Ambon hanya diberitakan tukang ojek tewas menurut pengakuan polisi tewas kecelakaan terus tiba-tiba kondisi udah aman karena sudah dijaga oleh aparat lalu dirazia buat orang luar yang mau ke Ambon, siapa aja yang mau bantu saudara muslimnya di Ambon maka ga boleh masuk, dengan alasan kepolisisan menuduh kata jihad sebagai kambing hitamnya.

Ada bom bunuh diri yang hanya pelakunya yang tewas beritanya begitu heboh sampai-sampai presidenpun langsung hari itu juga berkomentar, tetapi 8 muslim tewas dan puluhan luka-luka oleh senjata dan bom yang dilakukan orang kafir disana presiden diam aja? Aneh ga? Keganjilannya jelas banget, seharusnya sewaktu kerusuhan di Ambon presiden juga harus mengusut darimana senjata dan bom yang didapat untuk membunuh muslim disana, tetapi ini gereja yang di bom cepat banget langsung beri komentar, persiden itu adil gag ya? Dan muslim bukan ya?

Kasus lain lagi, yang luput dari media massa di tivi adalah kasus pengrusakan masjid di Sumatera Utara, wah bener-bener ga ada beritanya tuh di tivi, padahal kaum muslim disana menjadi takut karena banyak orang-orang seperti preman yang ingin membunuh mereka karena mereka muslim, hanya karena mereka muslim mereka dituduh teroris, dan seinget saya pun presiden tidak ada komentarnya sama sekali, dan asiknya lagi sebelum kejadian di SUMUT, presiden membuat komentar tentang kejadian penusukan dua jemaat HKBP di Bekasi, presiden meminta agar kasus itu diusut tuntas dan pelakunya dihukum dan tentunya media juga meng ekspos secara besar-besaran.

Kalau mau terbuka seharusnya presiden lebih berimbang dalam memberikan komentarkan? Apalagi bila presiden merasa dirinya sebagai seorang muslim seharusnya hatinya begitu terluka dan pastinya memberikan gerak nyata untuk membantu saudaranya, tetapi yang terjadi presiden hanya berkomentar disaat dirinya, keluarganya atau partainya terancam oleh berita yang bagi mereka ga enak untuk didengar. Yah presiden curhat ke rakyat, tetapi rakyat sama sekali tidak bisa curhat ke presiden. Gimana mau curhat presiden lewat kendaraan lain diusirin sama pengawalnya, presiden apa raja? Yah paling saya hanya dicap sebagai pengkritik yang katanya “coba lu jadi presiden” yah saya ga mau jadi presiden kalau harus menjalankan hukum manusia, mereka terlampau hebat sehingga hukum-hukum Alloh itu harus melalui persetujuan mereka (DPR), loh yang jadi Tuhan siapa nih?

Seharusnya sebagai masyarakat kita bisa sadar diri dan tidak mau selalu dibohongi oleh pemerintah lewat media, karena bukan hanya manusia didalamnya yang memenag ingin korupsi tetapi memang sistem yang ada melegalkan yang namanya korupsi dan suap-menyuap (mau proyek lancar harus ada uang terima kasih) janganlah kita terbodohi lagi oleh media yang hanya bisa berpihak kepada yang bayar, dan perubahan seharusnya bisa dilakukan minimal mulai dari diri sendiri, karena rakyat sudah muak dengan yang ada, rakyat butuh perubahan mendasar bukan hanya dari orangnya tetapi juga sistemnya. Siapa yang waras siapa yang aneh siapa yang bodoh???!!!

Rabu, 21 September 2011

Sedikit Cara Mengatasi Perpecahan


 Pernah lihat "pertengkaran" antar muslim, dari debat tukang kusir sampai mengucapkan kopar-kapir, jelas perdebatan yang terjadi memang perbedaan cara berfikir. Sebenarnya dakwah itupun sudah berat kenapa harus ditambah dengan "konflik" yang sebenarnya bisa dihindarkan. Setelah berkontemplasi begitu keras sehingga keluar korong (upil) dari hidung, ada beberapa kesimpulan utama yang didapatkan bagaimana cara menghindari konflik antar gerakan islam ini.

Hal yang pertama yang cukup mudah, tentu kita membatasi diri dari perbedaan, atau lebih baik jangan membahas perbedaan itu sendiri, lalu bagaimana bila mereka yang memulai? Yah liat situasi, bila itu cuma di dunia maya mereka ngoceh-ngoceh mau diapain? Percuma diladenin pun mereka pasti ga mau kalah walaupun salah, jangan melakukan pembantahan atau perlawanan ditempat mereka, kalo mau bantah buat ditempat sendiri atau lakukan gerilya dengan mempengaruhi sebagian orang.

Contoh kita datang dalam sebuah pengajian, yah kita tau pengajiannya mungkin seperti yang ditivi-tivi, hal-hal yang ga enakin jamaah ga dibicarain, yang penting pembicaraan mereka bisa menghipnotis jamaah dengan ciri khas mereka, jamaaaaahh oh jamaaaah…. Yang penting sih hindari debat, jadi bila kita ingin membantah sebisa mungkin bantahan kita itu hanya berbentuk sebuah pertanyaan, dan jangan dijawab lagi jikalau bilamana seandainya (weleh) jawaban mereka melenceng. Jadi menyembunyikan kebenaran dong kita? Bukan gitu, sebagaimanapun kita mencoba membatah itu jamaah mereka, mereka sebagai “penguasa”, jadi sarannya lebih baik melakukan gerilya atau mempengaruhi personal demi personal, it’s more work.
Selanjutnya, lihatlah setiap gerakan masih mempunyai persamaan ketaatan dan pelepasan diri kita terhadap sesuatu kata kerennya Wala’ dan Bara’ kita, tentu kelompok yang ber-wala’ kepada pemerintah ga akan toleran dengan yang berbara’ begitupun sebaliknya. Jadi sebaiknya semoga kita ber-wala’ kepada Alloh dan ber-bara’ kepada siapa aja yang menentang Alloh dan hukum-hukum-Nya, ingat guys, ketaatan manusia terhadap Alloh bersifat mutlak, sedangkan dengan yang lainnya bersifat relatif.

Selanjutnya dan lebih radikal tapi sebenarnya lebih ampuh dan diterapkan juga oleh musuh-musuh kita, dilihat semenjak tumbangnya Uni Soviet sebagai lawan Amerika dan berakhirnya perang dingin diantara keduanya mulai banyak tuh yang membicarakan apakah lagi yang berpotensial untuk meruntuhkan kedigdayaan Amerika? Dan yang terkenal itu semenjak si Huntington (Samuel P. Huntington) mengeluarkan teori tentang Clash of Civilizations, sebenarnya memang dia membagi islam dan bagi dia yang sangat berbahaya itu orang islam yang ingin mengembalikan kejayaan islam lewat sebuah negara.

Kekahawatiran Huntington itu wajar karena udah banyak umat islam yang menyuarakan kembalinya kehidupan islam secara menyeluruh, dari kemenangan mutlak FIS di Aljazair sampai gerakan-gerakan islam yang menyuarakan kembalinya negara islam. Penyataan dia pun di aminkan sama orang-orang kafir lainnya terutama Amerika, semenjak itulah Islam yang sebenarnya udah hancur lembur semenjak Mustafa Kemal Atatürk membubarkan kekhilafahan Turki Utsmani (tetapi disejarah sering disebut Ottoman, karena kalo dibuku sejarah ditulis Turki Utsmani kelihatan islamnya), jadilah islam adalah musuh mereka.

Udah hal umum sebuah kedigdayaan itu perlu musuh, begitu juga Amerika demi menguatkan status mereka sebagai negara Adikuasa mereka membutuhkan musuh untuk menunjukkannya dan islamlah pilihan mereka setelah runtuhnya Uni Soviet (pilihan bagus, dengan begitu umat islam yang udah lama tidur bisa bangkit) bukan hanya islam radikal karena mereka menganggap selama orang itu agamanya islam maka itu musuh, kalo mereka ga bisa dijadikan budak mereka ya jadi musuh (jadi pilihannya mau ikut Amerika atau jadi musuh mereka).

Kembali lagi dengan perpecahan yang terjadi dalam islam, begitu juga dengan yang mereka terapkan, ternyata dengan adanya musuh bersama bisa menyatukan kekuatan, kita ambil contoh aja seperti di Afghanistan sewaktu diserang oleh Uni Soviet, umat islam berbondong-bondong membantu saudara kita disana, tetapi apa yang terjadi setelah Uni Soviet mundur dan kalah? Perang saudara terjadi disana. Sebenarnya dengan contoh itupun kita bisa menyimpulkan butuhnya musuh bersama untuk menyatukan setiap muslim dengan begitu perpecahan minimal bisa di hentikan sementara.

Masalah terakhir, andaikan kasus seperti Afghanistan terjadi juga, setelah musuh bersama kita ini hancur apakah perpecahan akan kembali terjadi? Kemungkinan besar akan terjadi lagi, sehingga pemimpin yang menyatukan seluruh kaum muslim wajib dan perlu adanya, bukan pemimpin yang membebek kepada Amerika dan sekutunya, bukan pemimpin yang tidak mau menerapkan hukum Alloh, tetapi pemimpin yang sangat taat kepada Alloh sehingga dia tidak berani untuk tidak menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah menjadi landasan hukumnya, pemimpin yang berani membela hak kaum muslim dimanapun dia berada dan tidak disekat dengan batas wilayah dan nasionalisme, pemimpin yang tidak akan didapat dalam demokrasi. Islam sudah sempurna jadi tidak usah pake cara lain.



 


Selasa, 13 September 2011

Semua Adil Dalam Perang Dan Cinta

Semua adil dalam cinta dan perang, pernah dengar kata itu? Yah saya mendengarnya sewaktu nonton film kartun. Tapi ga penting masalah kartunnya (karena saya muak nonton berita dan gosip) ada hal yang penting yang bisa diresapi dari kata itu, memang jelas itulah sifat orang kafir (karena kartunnya yang buat juga orang kafir) bahwa mereka benar-benar menghalalkan segala cara dalam hal cinta dan perang, walaupun secara buktipun mereka menghalalkan segala cara untuk setiap kegiatan yang mau mereka lakukan demi kepentingan sendiri.

Kata “menghalalkan segala cara” sebenarnya ga pantas untuk orang kafir (kasar? Enggak kok, Rasulullah SAW nyebutnya muslim dan kafir atau munafik jadi ga ada istilah NONI) guys, orang kafir ga kenal halal-haram karena itu istilah buat muslim, jadi sebenarnya kita ga perlu asing lagi bila banyak orang kafir yang menggunakan cara licik karena bagi mereka itu halal aja. Lalu bagaimana yang muslim? Nah ini baru perkara, dan perkara ini lebih besar daripada perkara korupsinya si Nazaruddin (Lebbehdotnet).

Muslim yang juga menghalalkan segala cara dengan banyak alasan apalagi alasan ampuh mereka “ yang haram aja susah apalagi yang halal”, lebih enaknya kita balas “ngebilangin kambing aja susah apalagi ngebilangin elu” (biar mereka merasa lebih rendah dari kambing) udah banyak kemungkinan orang yang mengaku muslim tapi bersifat seperti ini, dari yang ga pernah ngelanjutin ngajinya, mencontoh keadaan (kafir), sampai memang ga mau kalah dengan yang lain.


Rakyat Indonesia banyak yang tidak merasa bersalah karena ternyata pemerintah berbohong dalam penetapan 1 Syawal dengan dalil “itu dosa pemerintah, jadi pemerintah yang tanggung” loh dosa bisa di oper gini, bukan salah pemerintah semua, tetap aja yang mengikuti pemerintah juga berdosa, kenapa udah sampai kebenaran pada mereka tetapi mereka tetap saja lebih nurut sama pemerintah? “loh kan taat sama ulil amri”, ulil amri seperti apa? Masa pemerintah yang buat aturan hidup sendiri dan mengabaikan hukum Alloh di taati? Mana mungkin kita bisa taat sama orang yang sama Alloh ga taat? Belum lagi masalah Ambon yang polisi bilang bahwa itu kasus kecelakaan murni, mana ada kecelakaan murni banyak bekas tusukan? Berbohong! Berani banget bohongin rakyat!

Sebenarnya itu hanya sedikit contoh bagaimana orang hidup mengikuti kehidupan orang kafir, yang bener aja guys, islam tidak menyediakan tempat yang bagus untuk orang yang hidupnya setengah-setengah, jadi setengah ikut islam tapi setengah ikut kafir, Alloh udah menegaskan agar setiap muslim itu masuk islam secara menyeluruh (coba buka Al-Baqarah:208) jadi ga boleh masuk setengah-setengah, contohnya sholat jalan tapi melegalkan pelacuran dan minuman keras dengan peraturan yang dibuat sendiri, dan yang penting bayar pajak! What the…

Masih berani setengah-setengah buat masuk islam?, masih sholat tapi masih juga ciumin pacar? Masih puasa tapi ga mau terapnya hukum Alloh di Indonesia? Mau tobatnya entar kalo udah tua? Yang bener aja guys, mau jadi tandingan Alloh dengan mudahnya netapin tobatnya entar tua, tau darimana kita hidup sampai tua, jadi kesimpulannya orang yang masih berfikir untuk tobat waktu entar udah tua maka dia pengen jadi tandingan Alloh karena udah berani nentuin umurnya sendiri, mau jadi tandingan Alloh?

Tobat ga nunggu entar dan ga ada istilah setenagh islam setengah kafir, kalau muslim melakukan maksiat dan ga batal syahadatnya maka dia tetap muslim, tapi kalo muslim melakukan sesuatu yang membatalkan syahadatnya, mau ngakunya muslim tetap aja dia kafir, sampai dia bertobat dan meninggalkan perbuatan yang buat dia kafir. Hati-hati guys jangan sampai kita membatalkan syahadat kita tanpa sadar, makanya cari tau apa aja yang bisa membatalkan syahadat kita, seperti kentut, mau sholat tungang-tungging ampe jidat hitam kalo udah ketut gag sah sholatnya, apalagi udah ga islam, mana diterima.

Kalau masalah perang, yah seperti kata idola kita “perang adalah tipu daya” jadi selama taktik yang dilakukan itu tipu daya sah aja kok, tapi ga ada “cinta adalah tipu daya” jadi dalam masalah cinta jangan di praktekkan, kalo di praktekkin jadinya nyontoh ama orang kafir, kalo kita nyontoh orang kafir berarti kita termasuk golongan orang kafir, kalo masuk golongan kafir jadi tempat terakhirnya juga sama dengan orang kafir yaitu di ne…nera… ah serem nyebutnya.

Jadi ayo jangan setengah-setengah dalam melakukan sesuatu, orang sukses itu fokus terhada sesuatu jadi mereka bisa sukses, muslim yang fokus menjadi muslim (bukan berarti ga pernah salah) akan berhasil dengan janji Alloh (Surga) dan orang kafir yang fokus jadi kafirpun juga sukses dengan janji Alloh (tau sendiri apa) jangan-setengah setengah karena orang setengah-setengah akan cenderung ke yang buruk, rugikan, udah coba beramal tapi bermaksiyat malah dimasukin ke tempat yang buruk, hiiiyyy… tetep Allohlah penentu semuanya, mana mungkin Alloh memberikan tempat yang baik untuk kita kalau kita ga “merayu”-Nya. Abis dirayu jangan sering dikhianati yah! Yaa Alloh berilah kekuatan kepada kami agar Istiqomah dijalan-Mu Aamiin…