Selasa, 01 November 2011

Menikah Itu Ga Gampang Tapi Jangan Dibuat Susah

Guys, udah berencana nikah dalam waktu dekat? Kalo udah baguslah lanjutkan kawan tapi kalo belum, wajar mungkin memang karena belum siap hehe.. tapi namanya juga belum siap juga jangan coba-coba deket sama lawan jenis, nikah belum siap tapi udah berani main hati sama lawan jenis, apa kamsud loo? Kalo belum ada rencana tunggu aja mupeng kalo saya duluan yak hihi..

Sewaktu pertama kali saya bilang ke ustad dan beberapa teman yang senior (ga enak bilang tua) bahwa saya mau secepatnya menikah, maka pertanyaan yang sama terlontar dari mereka “Memang calonnya udah ada?” sewaktu ustad saya bertanya saya tidak terlalu menanggapi, lalu teman saya bertanya yang sama juga dan sama pula dengan adik saya dan disitulah mulai saya berfikir apakah calon prioritas saya sekarang? Ternyata belum karena prioritas saya waktu itu adalah ridho orang tua saya.

Ustad saya berkata “kamu orang padang ya?(minang) berarti susah nih kalo mau nikah muda paling nanti umur 30-an baru di izinin sama orang tua” bah! Kaget bukan kepalang, ternyata ustad sayapun tahu apa yang dikatakan orang tua saya, orang tua saya ngotot untuk jangan buru-buru menikah dengan banyak alasan, dari alasan adik perempuan saya dululah biar bisa bantu dia menikah walaupun saya jawab walaupun saya menikah duluan pasti saya akan bantu, sampai alasan yang menurut mereka bisa mencegah saya, ibu saya bilang “ Nabi Muhammad aja nikahnya umur 25 tahun kok kamu buru-buru”

Dan tentu aja mudah buat saya menjawab “ yang nikah umur 25 itu Muhammad belum jadi Nabi, tapi Rasulullah SAW nyuruhnya bagi yang sudah ingin menikah maka segerakan menikah”. Memang banyak cara orang tuaku ingin mengubah keinginanku untuk menikah muda, oh iya umurku memang masih mudalah, sewaktu menulis ini umurku belum genap 22 tahun masih beberapa minggu lagi, kembali lagi ke topik! Entah memang terlihat seperti itu laki-laki lebih siap dan matang untuk menikah kalau umurnya sudah 25 tahun keatas dan wanita 21 keatas, benarkah? Kita bantai bid’ah yang satu ini.



MENIKAH ITU PINTU AWAL BUKAN PINTU AKHIR

Banyak yang mengatakan seperti ini, setelah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan yang tetap (atau dengan tambahan) punya kendaraan atau paling engga nyicil rumah baru menikah, punya anak dan seterusnya. Bagi saya ini hal yang lucu, mereka menjadikan pernikahan sebagai tujuan mereka setelah sukses, bagi saya pernikahan adalah tujuan saya untuk sukses bukan sukses untuk menikah.

Percaya bahwa Alloh SWT adalah Sang Pemberi Rezeki dan ikhtiar udah cukup menjamin masalah finansial atau finan untung juga boleh, hah? Memang persepsi orang itu beda-beda tetapi bagi saya lebih benar kalau menikah itu untuk sukses daripada sukses dulu baru menikah dengan begitu menikah sebagai salah satu gerbang awal kita untuk mencapai tujuan-tujuan besar, menikah adalah gerbangnya.

CUKUP UMUR ATAU CUKUP KESIAPAN

Apa umur berpengaruh? Sedikit berpengaruh memang tetapi tetap yang perlu didewasakan adalah pikiran kita masalah umur memang sudah sunatullah akan terus bertambah dan jatah hidup berkurang tetapi mendewasakan pikiran itu pilihan, banyak yang umur tua masih banyak tingkahnya seperti remaja (ABG tua…) dan lebih banyak lagi remaja yang tingkahnya keblinger dengan dalil masih mencari jati diri, bukan mencari jati diri tetapi memang karena pikiran yang belum dewasa.

Jadi mitos tentang batas umur menikah adalah hal yang bohong seperti kebohongan holocaust yang terjadi terhadap orang Yahudi laknatullah, pemikiran dewasa dan kesiapan dalam berbagai hal itulah menuntun kita dalam sebuah pernikahan, ingat program pemerintah yang sering di iklankan “Dua isteri lebih baik” Pletak!.

ADA YANG BUTUH SEBENTAR TETAPI BANYAK YANG BUTUH WAKTU LAMA

Waktu yang dimaksud tentu waktu yang dibutuhkan agar bisa menikah muda, ada memang yang ingin menikah muda tinggal bilang ke orang tua lalu orang tua mengizinkan dan nikah, tetapi banyak  yang ingin menikah muda orang tua belum mau mengizinkan, bagaimana?

Senasib berarti kita, menikah muda bukanlah hal yang mudah, untuk mendapatkan restu orang tua sayapun saya membutuhkan waktu 2 tahun untuk terus berdialog (kebayang mulai umur berapa saya mulai) dan itu belum termasuk persiapan saya untuk berdialog berarti saya memulai persiapan untuk menikah bahkan diwaktu umur saya sebelum 20 tahun karena saya akan tahu disaat saya akan mengajukan untuk menikah muda saya akan menerima penolakan, makanya disinilah dibutuhkan kesabaran karena yang saya hadapi orang tua sendiri, jadi mana mungkin saya melakukan tindakan ekstrim untuk orang tua.

Sebenarnya berapa lama waktu yang dibutuhkan tergantung kita, 2 tahun seperti saya seharusnya menjadi waktu yang lama mengingat tidak fokusnya saya, maklumlah saya juga masih remaja kadang terbesit di hati ini ingin seperti teman-teman yang bebas bergaul dan bertindak, Yaa Alloh maafkan kesalahan hamba selama ini.

Akhirnya beberapa saat sebelum saya melancarkan “serangan” terakhir saya kepada orang tua, malah ibu saya dengan sendirinya memberi restu terhadap saya (Aamiin ya Alloh). Saya ingin langsung berterus terang lagi ke beliau bahwa saya ingin menikah tahun depan dan meminta restu kepada mereka, bila mereka tidak merestui saya mau angkat kaki dan hidup mandiri agar mereka tahu keseriusan saya (walaupun seperti melihat mengancam hehe).

Alhamdulillah Alloh SWT mempunyai rencana lain, disuatu pagi ibu saya mengatakan agar merenovasi rumah ini agar bila nanti hajatan ga malu-maluin dan saya boleh menikah duluan, entah ingin menangis rasanya waktu itu, buah kesabaran dan doa saya merasa tidak sia-sia dan saya yakin memang tidak pernah disia-siakan, akhirnya saya bisa mempersiapkan lebih khusus lagi untuk menikah tahun depan, eits! Saya harus selesaikan merenovasi rumah baru deh saya cari calon, belajar dari pengalaman aja mencari calon dan bermain hati dengan lawan jenis dengan waktu menikah yang masih agak jauh bisa berbahaya, dan saya tidak mau mengulanginya lagi, selamat untuk semua ayo kita balapan siapa yang nikah duluan yah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar